Rusia Izinkan Penyidik OPCW Masuk ke Douma

Selasa, 17 April 2018 - 13:43 WIB
Rusia Izinkan Penyidik OPCW Masuk ke Douma
Rusia Izinkan Penyidik OPCW Masuk ke Douma
A A A
DEN HAAG - Rusia mengatakan para ahli senjata kimia akan masuk ke Douma pada Rabu mendatang untuk menyelidiki dugaan serangan gas beracun. Sebelumnya Amerika Serikat (AS) menuding Moskow mungkin telah "merusak" bukti di lokasi serangan.

Setelah serangan misil akhir pekan lalu oleh AS, Prancis dan Inggris, Rusia terlibat saling tuding dengan negara-negara Barat. Moskow menolak tuduhan menghambat penyelidikan di Douma sebagai kebohongan terang-terangan.

Keempat negara saling berhadapan dalam pembicaraan darurat yang tegang di Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW) di Den Haag saat para inspektur mempersiapkan misi yang sulit dan berbahaya.

Direktur Jenderal OPCW Ahmet Uzumcu mengatakan timnya dari sembilan relawan telah mencapai Damaskus tetapi sejauh ini tim belum dikerahkan ke Douma.

"Pejabat Suriah dan Rusia telah memperingatkan tentang masalah keamanan yang tertunda untuk dikerjakan sebelum penyebaran bisa dilakukan," kata Uzumcu seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (17/4/2018).

Duta Besar AS untuk OPCW, Ken Ward, mengklaim bahwa Rusia telah mengunjungi situs tersebut dan mungkin telah merusaknya dengan tujuan menggagalkan upaya misi pencarian fakta OPCW.

Kremlin menolak klaim itu. "Saya dapat menjamin bahwa Rusia tidak merusak situs itu," kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.

Kepala Unit Perlindungan Radiologi, Biologi, dan Kimia Rusia, Igor Kirillov mengatakan, jalan-jalan masih harus diruntuhkan dan dibersihkan dan akan diuji oleh dinas keamanan PBB pada hari Selasa sebelum penyidik OPCW bisa masuk.

"Pada hari Rabu kami merencanakan kedatangan para ahli OPCW," tambahnya pada konferensi pers di kedutaan Rusia di Den Haag.

Serangan rudal akhir pekan oleh AS, Inggris dan Prancis itu sebagai tanggapan terhadap dugaan serangan gas klorin dan sarin di Douma pada 7 April di mana 40 orang dikatakan tewas.

Rudal-rudal yang digunakan AS, Perancis, dan Inggris menembaki fasilitas-fasilitas kimia yang dicurigai. Serangan ini merupakan serangan barat terbesar terhadap rezim Suriah dalam perang tujuh tahun antara Presiden Bashar al-Assad dan pasukan yang berusaha menjatuhkannya.

Situs yang ditargetkan sebagian besar telah kosong dan semuanya dikatakan sebagai fasilitas penyimpanan atau produksi senjata kimia.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4854 seconds (0.1#10.140)